Posted by: widyaiswaradephan | August 20, 2008

Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif ini menjadi modal utama dalam membina hubungan antar sesama baik  dilakukan  antaraindividu, individu dengan kelompok, lingkungannya atau bahkan pada tataran organisasi. Seperti di tempatbekerja. Komunikasi bisa bersifat vertikal atau horizontal. Agar pesan  sampai tepat sasaran dan tidak terjadi kesalahan  informasi maka  berita itu harus komunikatif, efektif dan efisien. Berikut ini beberapa syarat agar terciptanya komunikasi yang efektif, antara lain :

 

1.  Pengucapannya jelas

2.  Berbicara dengan tegas tidak bertele-tele

3.  Hadapkan badan dan wajah kepada orang yang sedang diajak bicara

4.  Pahami pikiran orang yang yang sedang diajak bicara

5.  Penyampaian maksud disampaikan dengan keterbukaan

6.  Penyampaian informasi disampaikan dengan bahasa  sipenerima informasi

7 Penyampaian informasi diawali dengan hal-hal yang sifatnya global kemudian    rincinya

8.  Memberikan contoh-contoh yang bersifat realita, jika diperlukan.

9. Informasi itu disampaikan dengan lemah lembut agar berkesan, sehingga mampu memberikan pencerahan.

Pembicara harus mampu meyakinkan bahwa informasinya itu betul-betul telah di serap, dimengerti dan diterima.

 

Posted by: widyaiswaradephan | August 8, 2008

Diklat Substansi Calon Widyaiswara di Lembaga Administrasi Negara.

 

Pada bulan Mei s/d bulan Juni tahun 2007 saya telah mengikuti salah satu dilkat, yaitu diklat Substansi Calon Widyaiswara yang dilaksanakan oleh LAN di JL.Pejompongan, Tanah Abang Jakarta Pusat. Diklat ini bertujuan, mendidik  dan melatih widyaiswara LAN (telah mempunyai akreditasi LAN) yang akan menjadi pengajar pada diklat Substansi Colon Widyaiswara.

 

 Setiap Widyaiswara LAN yang  mengikuti pendidikan pada diklat ini dan telah dinyatakan lulus, maka di setarakan dengan pemerolehan Akta 5.

 Materi yang ada pada Diklat Substansi Calon WI, merupakan materi pendidikan teknologi pendidikan  pada jenjang Pendidikan S2 . Adapun proses pembelajaran di kelas adalah, pertama dilakukan proses transformasi materi pelajaran, kedua, problem solving dari materi yang diberikan sebelumnya, ketiga, menyelesaikan berbagai latihan-latihan, dari masing-masing materi pelajaran, keempat, melakukan pemilihan materi yang akan diampunya, ke lima, membuat bahan materi yang akan diujikan, keenam,  melaksanakan ujian dari semua mareri yang dipelajarinya, ,ke tujuh melaksanakan ujian terhadap materi yang akan diampu maksimal  dipersiapkan dua/tiga materi. Materi yang dipilih untuk dijadikan ampuannya  didasarkan pada kemampuan, penguasaan , dan ketertarikan widyaiswara terhadap materi yang akan diampunya

 

 Hendaknya widyaiswara mempunyai wawasan pengetahuan dalam materi-materi sebagai berikut :

 Pengantar  Psikologi pendidikan, Pengembangan kurikulum, Desain pembelajaran, Keknik Penyusunan karya ilmiah, Strategi belajar dan pembelajaran, Kemampuan Dasar Mengajar, Pengembangan Bahan Ajar , Pendidikan Orang Dewasa, Konseling Orang Dwasa, Manajemen Pembelajaran, Belajar dan Pembelajaran, Praktek Mengajar, Penelitian Tindakan Kelas.

 

http://marihanafiah.wordpress.com

Posted by: widyaiswaradephan | August 7, 2008

TOT

Kali ini saya akan mencoba berbagi tentang apa yang telah saya dapatkan selama mengikuti TOT. Minggu kemarin selama tiga hari saya bersama rekan-rekan mengikuti TOT di Badiklat dengan tema Pengembangan Instrumen Tes. Bagi saya yang berlatar belakang bukan sarjana pendidikan TOT ini sangat berguna sekali, karena materi yang disampaikan berhubungan erat dengan rutinitas selama ini sebagai seorang instruktur atau widyaiswara khususnya dalam hal pembuatan materi tes.

Sebagai seorang instruktur adalah salah satu tugasnya membuat materi tes tetapi dalam hal ini saya membuat tanpa ada pertimbangan lain dibelakangnya dan tanpa adanya pembuatan kisi-kisi tes. Kisi-kisi tes adalah sebuah matriks yang mengandung semua informasi yang diperlukan untuk menyusun tes hasil belajar/blue print tes. Ternyata kisi-kisi ini wajib dibuat sebelum membuat materi tes itu sendiri dan baiknya dilakukan secara tim bukan perorangan karena akan memenuhi salah satu persyaratan dalam penyususnan tes yaitu objektivitasnya. Perlu diketahui bahwa persyaratan dalam pembuatan materi tes adalah validitas, reliabilitas dan objektivitas. Jika ketiga persyaratan ini sudah terpenuhi maka barulah bisa dikatakan materi tes yang dibuat itu baik.

 

Setelah itu langkah atau tahapan yang harus kita lakukan adalah instrument penilaian yaitu merumuskan kompetensi dasar, analisis instruksional, garis besar program pembelajaran, satuan acara perkuliahan, mengembangkan kisi-kisi, dan membuat soal/pertanyaan/tugas. Yang menyangkut kompetensi dasar adalah tiga ranah/domain yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ada tahapan-tahapan dalam ketiga ranah ini mulai dari yang dasar sampai tinggi. Kognitif dari “tahu” sampai bisa “menemukan ide-ide baru”, afektif dari “mau” sampai “menjadi kebiasaan”, dan psikomotorik dari “meniru” sampai “terampil”. Hal inilah yang nantinya menjadi salah satu acuan dalam pembuatan materi tes. Sebenarnya masih banyak lagi yang saya dapatkan tetapi untuk mengungkapkannya dalam bentuk tulisan untuk saat ini hanya seperti ini.

Kendala yang saya alami disana adalah peserta yang ikut berpartsipasi adalah instruktur yang tidak hanya mengajar bahasa sehingga sasaran yang ingin kami capai kurang maksimal. Bahasa berbeda dengan materi yang lainnya, dan untuk memahami apa yang disampaikan oleh dosen dan menerapkannya langsung itu tidak mudah. Ada perbedaan antara dosen dengan kami yang instruktur bahasa sehingga pada waktu praktek kami terutama saya mengalami sedikit masalah.

Saran saya karena TOT ini sangat bermanfaat sekali maka khusus untuk pusdiklat bahasa pelaksanaannya lebih baik dilakukan di Pusdiklat Bahasa sendiri dengan melibatkan seluruh instruktur karena bisa mengaplikasikannya langsung dan secara tim. Kalau bisa waktunya tidak hanya tiga hari tetapi idperpanjang, sehingga lebih menguasai.

http://ophet.wordpress.com

Categories